Aqidah Dalam Islam
smpislampapb.sch.id – Dalam Islam, tentunya meyakini semua hal yang berkaitan dengan ajarannya adalah sebuah kewajiban. Meyakini bahwa Allah itu Esa dan Maha Kuasa adalah hal yang tentu saja wajib. Mempercayai ajaran dalam Islam dengan sepenuhnya bisa dikatakan adalah aqidah. Jadi, sebenarnya apa itu aqidah dalam Islam? Mari kita bahas bersama-sama.
Semua umat Muslim memang harus memiliki aqidah yang kuat dan benar terlebih dahulu. Namun, jika kita berbicara keyakinan, tentu saja ada berbagai pendapat yang berbeda-beda, masalahnya ini berkaitan dengan keyakinan dasar masing-masing orang.
Aqidah dalam Islam terpacu pada al-Qur’an dan hadist. Seperti yang sudah disinggung diatas, dengan pemahaman aqidah yang benar membuat keyakinan dari seorang muslim menjadi lebih kuat.
Daftar Isi
Makna Aqidah Secara Bahasa
Aqeedah secara beragam juga di Inggriskan sebagai Aqeeda, ʿAqīdah atau ʿAqīda, berarti kepercayaan. Ini mengacu pada hal-hal yang diyakini, dengan kepastian dan keyakinan, di dalam hati dan jiwa seseorang. al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.
Mereka tidak dinodai dengan keraguan atau ketidakpastian. Setiap sistem kepercayaan agama, atau keyakinan, dapat dianggap sebagai contoh aqidah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian aqidah adalah kepercayaan dasar atau keyakinan pokok.
Sedangkan berdasarkan istilah atau terminologi, aqidah yaitu iman yang teguh dan pasti, yang tak ada keraguan sedikit bahkan bagi orang yang meyakininya. Jadi, secara bahasa aqidah yaitu keyakinan yang kokoh atas sesuatu sehingga tak ada keraguan yang mengiringinya. Keyakinan ini tentu saja mesti pantas dengan realita agar aqidah yang dimiliki menjadi benar.
Aqidah Islamiyyah yaitu keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT dengan segala cara kerja keharusan, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk. Seluruh hal tersebut memiliki sumber Al-Qur’an dan hadist.
Akidah yang Benar dan Akidah yang Bathil
Al-Qur’an dan Sunnah menggambarkan Islam sebagai jalan yang lurus. Menjaga jalan ini mengharuskan orang untuk mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya (saw). Ketidaktaatan dalam bentuk apa pun menempatkan mereka di jalan yang menyimpang dari jalan yang lurus. Bab pembuka Kitab Allah menyebutkan jalan yang lurus ini dan menjelaskan orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus dan orang-orang yang menyimpang darinya, menempatkan orang-orang ke dalam tiga kelompok yang berbeda.
Tiga golongan itu adalah orang-orang yang dirahmati Allah di antara para nabi, para wali, para syuhada, dan orang-orang saleh, orang-orang yang menyimpang dari jalan ini adalah orang-orang yang sesat dan orang-orang yang mendapatkan murka Allah. Al-Qur’an dengan demikian telah memperingatkan umat Islam agar tidak menyimpang dari jalan yang lurus.
Tentu saja kita harus paham jika memang akidah yang benar adalah akidah yang berasal dari al-Qur’an dan juga hadist.
Sedangkan akidah yang bathil, artinya adalah akidah yang bertentangan dengan semua itu. Termasuk dalam akidah yang bathil adalah bersumber dari akal manusia, wahyu yang diselewengkan, pemahaman hadist yang salah, hadist yang dibuat-buat, dan masih banyak lagi.
Akidah Dalam Definisi Syar’i
Dalam Islam, akidah yakni masalah – masalah ilmiyah yang asalnya dari Allah dan Rasul. Sebab itu, seharusnya bagi tiap-tiap muslim untuk memiliki keyakinan yang utuh kepada hal tersebut sebagai format pembetulan kepada Allah dan Rasulnya.
Menarik untuk dikenal bahwa istilah akidah yakni istilah baru yang tidak dikenal dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Meskipun, penggunaan istilah yang jamak di kalangan para ulama menjadikan istilah ini boleh diaplikasikan. Selain istilah akidah, istilah lain yang semakna dengan akidah juga biasa disebutkan, di antaranya yakni fiqhul akbar, iman, sunnah, tauhid, syariah, dan ushuluddin.