• Info Sekolah
    • FAQs
    • Profil Sekolah
    • Staff dan Pengajar
    • Tentang Sekolah
    • Tour Sekolah
    • Visi dan Misi
  • Fasilitas Sekolah
    • Area Green House
    • Ruang Aula
    • Ruang Dapur
    • Ruang Isi Galon
    • Ruang Kelas
    • Ruang Kesehatan
    • Ruang Lab Komputer
    • Ruang Lab IPA
    • Ruang Pendaftaran Peserta Didik Baru
    • Ruang Perpustakaan
    • Ruang Studio Musik
  • Program Unggulan
    • Kelas Tahfidz
    • Memadukan Kurikulum Umum & Agama Islam
    • Prestasi, Kreativitas, & Inovasi
    • Program Kesiswaan
    • Program Pengembangan Diri
  • Gallery
  • Pendaftaran
  • Pengumuman
    • Kelulusan
  • Berita
    • Blog
  • Kontak
Ada yang ditanyakan?
(024) 46731280
(+62) 85866302010
smpitpapbsmg@gmail.com
07:00 - 13:00 WIB / Senin - Sabtu
Assalamu'alaikum.. Selamat Datang di Website Resmi SMP Islam Terpadu PAPB Semarang
  • Info Sekolah
    • FAQs
    • Profil Sekolah
    • Staff dan Pengajar
    • Tentang Sekolah
    • Tour Sekolah
    • Visi dan Misi
  • Fasilitas Sekolah
    • Area Green House
    • Ruang Aula
    • Ruang Dapur
    • Ruang Isi Galon
    • Ruang Kelas
    • Ruang Kesehatan
    • Ruang Lab Komputer
    • Ruang Lab IPA
    • Ruang Pendaftaran Peserta Didik Baru
    • Ruang Perpustakaan
    • Ruang Studio Musik
  • Program Unggulan
    • Kelas Tahfidz
    • Memadukan Kurikulum Umum & Agama Islam
    • Prestasi, Kreativitas, & Inovasi
    • Program Kesiswaan
    • Program Pengembangan Diri
  • Gallery
  • Pendaftaran
  • Pengumuman
    • Kelulusan
  • Berita
    • Blog
  • Kontak

Blog

  • Home
  • Blog
  • Blog
  • Hilangnya Kesakralan Makna Ujian

Hilangnya Kesakralan Makna Ujian

  • Posted by info_papb
  • Categories Blog
  • Date March 10, 2018
  • Comments 0 comment

Oleh: Riya Pramesti, S.S., S.Pd.

Guru Bahasa Jawa SMP Islam Terpadu PAPB Semarang

 

TANPA-terasa tahun ajaran 2017/2018 sudah memasuki pertengahan semester ke dua. Saatnya mengikuti kegiatan penilaian tengah semester (PTS) II bagi siswa dari jenjang SD, SMP, SMA dan atau sederajat. Rasanya ada yang berbeda dengan pelaksanaan ujian-ujian sekarang. Suasana menjelangpelaksanaan punterasa adem-ayem saja tanpa banyak pergerakan dari siswa dalam rangka menyongsong penilaian tengah semester II ini.

Berbeda dengan ketika penulis masih mengenyam pendidikan seperti yang kami sebutkan di atas,alangkah serius dan mencenangkannya jika sudah mendapatkan informasi dari bapak ibu guru terkait pelaksanaan ujian (baca ulangan harian, penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS). Sudah barang tentu, jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan kami akan berburu bahan ujian, belajar kelompok dengan berlatih mengerjakan soal dengan meminjam soal-soal tahun sebelumnya kepada kakak kelas atau paling tidak melengkapi catatan yang barang kali masih tertinggal dari kelas lain. Tak hanya berhenti sampai disitu, penulis juga akan mulai menjadwalkan ulang untuk kegiatan belajar demi mendapatkan hasil yang maksimal.

Pada saat ujian berlangsung, sebisa mungkin kami akan mengerjakansungguh-sungguh dengan menjaga ketertiban ruangan. Secara berkala mengecek pekerjaan barang kali ada yang belum terisi atau belum mantap dengan jawaban yang kami berikan. Hampir setiap siswa fokus pada pekerjaan masing-masing dan tidak ada istilah kelebihan waktu sehingga siswa bisa santai apalagi memperhatikan sang pengawas ruangan.

Suasana terasa begitu serius dan sakral yang mana sebagai peserta ujian kami harus mengikutinya dengan tertib dan sebisa mungkin tidak melanggar aturan main. Maklum saja dulu kompetisi antar siswa untuk menjadi yang terbaik masih sangat tinggi. Bukannya tergiur iming-iming hadiah dari orang tua jika mendapatkan nilai bagus melainkan rasa malu ketika menerima hasil pekerjaan dengan nilai merah dan atau malu dengan teman-teman seangkatan jika mendapat hasil yang terendah diantara mereka.

Sementara fenomena yang terjadi belakangan ini hari H saja dengan santainya ada beberapa siswa yang mengaku mengikuti kegiatan ujian tanpa belajar. Seakan ujian hanya sebagi formalitas yang penting diikuti sedang hasilnya jauh dari kata sempurna, ya biasa saja. Jangankan untuk berlatih soal-soal latihan, materi ujianpun terkadang ada beberapa siswa mengatakantidaksepenuhnya tahu karena kurang memperhatikan ketika proses belajar-mengajar berlangsung. Bahkan siswa zaman now bangga dengan terang-terangan memposting status di media sosial ketika pelaksanaan penilaian tengah semesteryang dalam KTSP beristilah Ulangan Tengah Semester“UTS” kemudian diplesetkan menjadi (Ulangan? Tergantung Siapa yang Mengawasi). Atau senantiasa menggembar-gemborkan semboyan “posisi menentukan prestasi”.

Dari kata-kata di atas sudah bisa terbaca bahwa adanya niat curang yang akan dilakukan oleh siswa. Sepintas tercermin tak ada sedikitpun rasa canggung apalagi rasa malu bahwa mereka adalah pelajar yang mempunyai tugas utama belajar dengan nilai terbaik sebagai hasilnya. Walaupun nilai akademik bukan patokan mutlak tingkat kecerdasan anak, namun tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat awam masih menjadikan indikasi siswa yang bernilai bagus adalah anak yang berprestasi.

Bahkan yang sedang menjadi tren siswa sekarang adalah memberikan surat sakti kepada bapak ibu guru yang berbunyi “barang siapa mempersulit orang lain kelak Allah akan menyulitkannya di hari kiamat.” Adapula yang terang-terangan membawa contekan di kelas dengan membuat ringkasan di kertas dengan ukuran mini dan atau menuliskan jawaban diselembar uang kertas. Anehnya ketika siswa yang bersangkutan ditanya alasan melakukan hal tersebut dengan santainya menjawab, “Ya iseng saja, Pak/Bu.”

Bahkan ada yang menjawab “Untuk menggoda pengawas.” Hal ini menjadi sangat lucu yang mana seharusnya ujian menjadi salah satu tolak ukur siswa berhasil menyerap materi pembelajaran bukan menjadi bahan gurauan dan atau momok menakutkan yang terkesan menyulitkan siswa dengan adanya ujian. Selain itu kegiatan ini juga menjadi dasar evaluasi seorang guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar selanjutnya. Lalu, kondisi yang demikian menjadi salah siapa? Apakah siswa yang terlalu menganggap enteng sebuah ujian atau guru yang kurang mampu menanampan jiwa kompetisi kepada siswa-siswinya?

Sejenak sebagai insan yang berkecimpung di dunia pendidikan kita harus merenungkan fenomena tersebut. Sebagai langkah awal, kita bisa duduk bersama dengan siswa. Bukan untuk menghakimi tetapi paling tidak kita bisa menggali terhadap perilaku menyimpang yang akhir-akhir ini menjadi tren di kalangan siswa.

Kedua, dari keterangan siswa yang sudah kita peroleh maka menjadi kesempatan bagi kita sebagai pendidik menyisipkan pemahaman dan nasihat tentang pentingan sebuah evaluasi. Mau tidak mau, suka tidak suka siswa harus mengikuti kegiatan evaluasi tersebut sebagai salah satu rangkaian kegiatan belajar-mengajar yang harus ditempuh oleh siswa. Sehingga segala kegiatan terkait penilaian tidak bisa dianggap remeh mengingat hasil dari kegiatan tersebut akan diakumulasikan menjadi nilai raport yang harus dipertanggungjawabkan guru kepada orang tua siswa.

Ketiga, kita tanamkan kepada siswa untuk mempunyai jiwa berkompetisi satu dengan yang lain. Jenjang sekolah menjadi salah satu sarana terkecil untuk belajar berkompetisi dalam menjalani hidup yang penuh dengan tantangan kedepannya. Jika mampu bersaing maka akan menjadi pemenang sedangkan jika tidak mampu bersaing maka berpuaslah untuk menjadi penonton saja.

Keempat, membangun kerjasama dan membuat kesepakatan dengan siswa untuk saling belajar dan mengadakan introspeksi diri guna bersama-sama mewujudkan cita-cita mulia untuk mencerdaskan generasi muda yang tangguh dan berakhlakul karimah. Oleh karena itu, sebagai insan akademia mari bersama-sama meningkatkan kualitas diri agar mampu menghadapi tantangan pendidikan yang semakin hari semakin berat yang bisa kita mulai dengan tidak menganggap remeh dan enteng dari hal kecil seperti halnya kegiatan evaluasi/ujian yang dilaksanakan di sekolah. (hkl/man/3/18)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • More
  • Click to print (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on Pocket (Opens in new window)
  • Click to share on Skype (Opens in new window)

Related

  • Share:
author avatar
info_papb

Previous post

Sosialisasi UN 2018 SMP IT PAPB SEMARANG
March 10, 2018

Next post

“Refleksi” Ajakan Menulis
March 24, 2018

You may also like

Beberapa-Amalan-Maulid-Nabi-yang-Dianjurkan-untuk-Dunia-dan-Akhirat
Beberapa Amalan Maulid Nabi yang Dianjurkan untuk Dunia dan Akhirat
13 October, 2021
Tahukah-Kamu-Apa-Itu-Peristiwa-Pertempuran-5-Hari-di-Semarang
Tahukah Kamu Apa Itu Peristiwa Pertempuran 5 Hari di Semarang ?
11 October, 2021
Peran-Perpustakaan-Sekolah-di-Saat-Pandemi
Peran Perpustakaan Sekolah di Saat Pandemi
4 October, 2021

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pencarian

Kategori

Post Terbaru

Agenda Kegiatan Pesantren Ramadan 1443H SMP IT PAPB
14Apr2022
PAPB Islamic Competition 2022
PAPB Islamic Competition 2022
29Jan2022
Open Donation Pada Milad 18 1
Open Donation Pada Milad-18
22Jan2022

Instagram Feed

(024) 46731280
(+62) 85866302010
smpitpapbsmg@gmail.com
Facebook Twitter Google-plus Pinterest

Sekolah

  • Profil Sekolah
  • Berita
  • Kontak

Kegiatan

  • Gallery
  • FAQs

Lainnya

  • Fasilitas Sekolah
  • Kurikulum
  • Program Unggulan

Murid

  • Ekstrakulikuler
  • Program Kesiswaan

Education WordPress Theme by ThimPress. Powered by WordPress.

  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions
  • Sitemap

Daftar menjadi Murid?

Bergabunglah dengan ratusan siswa lainnya dan dapatkan manfaatnya!

DAFTAR SEKARANG