Memilih Menu Makanan Selektif dan Higienis di Sekolah
Oleh: Dra. Prihani Hastuti *
PADA-zaman sekarang wisata kuliner sedang nge-trend di kalangan anak muda. Berbagai macam makanan unik denga tampilan dan rasa yang membuat para pecinta kuliner rela merogoh kocek dalam demi memuaskan perutnya. Biasanya semakin mahal harga makanan atau minuman semakin unik tampilannya tetapi rasanya belum tentu seenak masakan ibu di rumah. Makanan-makanan unik ini tidak hanya dapat dijumpai di acara food festival saja tetapi juga dapat dijumpai di depan sekolah-sekolah seperti SD, SMP, dan SMA.
Cara pedagang untuk memikat pelanggannya akhir-akhir ini juga semakin menarik. Mulai dari makanan yang dijualnya memiliki warna yang mencolok dan menarik hingga cara berpakaian si pedagang yang nyentrik agar dilirik oleh pelanggan. Namun kita tetap harus berhati-hati dalam memilih makanan mana yang akan dicicipi oleh lidah kita. Tidak semua makanan yang memiliki warna yang menarik, pewarnanya aman untuk dikonsumsi. Selain itu, banyaknya sampah plastik juga dimanfaatkan oleh oknum nakal.
Sampah plastik seperti gelas plastik, botol plastik, sedotan hingga sendok plastik biasanya dibeli di pemulung sampah dengan harga yang sangat murah. Kemudian gelas plastik, botol plastik, sedotan hingga sendok plastik tersebut digunakan kembali. Sangat jorok dan tidak sehat bukan? Nah untuk menghindari dari hal merugikan tersebut alangkah baiknya kita lebih selektif dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Langkahnya bagi penulis adalah sebagai berikut:
Pertama, pastikan tempat atau stand makanan yang akan kita beli dalam kondisi yang bersih. Kedua, lihat tampilan si pedagang, apakah bersih atau kotor. Terutama kebersihan pada tangan atau jari kuku si pedagang karena tangan merekalah makanan/minuman akan diracik.
Ketiga, pilih makan-makanan yang tidak memiliki warna yang begitu mencolok karena biasanya makanan/minuman yang memiliki warna yang mencolok, warna tersebut tidak didapat dari bahan alami melainkan dari perwarna buatan yang kita tidak tahu seberapa besar dosis yang diberikan oleh pedagang terhadap barang dagangannya.
Keempat, indikator dari makanan yang tidak mengandung bahan pengawet yang berbahaya seperti formalin atau boraks yaitu dengan melihat apakah makanan tersebut disukai oleh semut/lalat. Hewan memiliki insting perasa apakah makanan yang mereka makan aman atau tidak untuk dikonsumsi.
Kelima, lihat kemasan makanan yang digunakan oleh pedagang, apakah tampak bersih dan terlihat baru? Apabila anda tidak yakin, sebaiknya membawa tempat makanan/minuman sendiri sehingga lebih aman dan higienis serta dapat mengurangi sampah plastik.
* Penulis adalah guru Bahasa Indonesia SMP Islam Terpadu PAPB Semarang
Editor Bahasa: Tri Wahyuni
Ilustrator Gambar: Mokhamad Malikul Alam