Menerapkan Blended Learning Saat PTM Terbatas
smpislampapb.sch.id – Salah satu kegiatan dimana untuk menunjang sekolah sehat dikala pandemi sekarang ini adalah SMP IT PAPB Semarang menerapkan Blended Learning saat PTM Terbatas.
Blended learning merupakan sebuah sistem pembelajaran secara daring dan juga luring yang dilakukan secara bersamaan.
Selaku Tim Kurikulum, Lyla Uluwwi Syarfiyah, S.Pd., menyampaikan bahwa PTM terbatas dilakukan dengan blended learning. Yakni, siswa yang di rumah, dan yang hadir 50% di sekolah, mendapatkan materi pelajaran secara bersamaan melalui video conference (vicon).
“Jadi, blended learning pada intinya pelaksanaan pembelajaran daring dan luring yang dilakukan dalam satu waktu. Aplikasinya melalui vicon, sehingga siswa yang PTM terbatas di sekolah, dan daring di rumah, mendapatkan materi bersamaan dan guru tidak mengulang kembali,” ucapnya.
Lyla juga menambahkan, terdapat selisih durasi pembelajaran, sebelum Covid-19 dan saat PTM terbatas.
“Sebelum Covid-19, durasi pembelajaran bisa sampai 40 menit. Saat PTM terbatas, menjadi 30 menit untuk satu jam pelajaran. Teknisnya, guru yang moving ke kelas yang diajar. Tujuannya, menghindari kerumunan serta lebih kepada efisiensi waktu pembelajaran,” paparnya.
Terkait modernisasi pembelajaran, baginya, SMP IT PAPB Semarang telah memakai Learning Management System (LMS), yang menggunakan aplikasi khusus KBM berbasis IT.
“Untuk pembelajaran, kami sudah menggunakan LMS melalui aplikasi khusus. Jadi, materi pembelajaran, soal, Penilaian Harian (PH), PTS, PAS itu ada di LMS. Siswa, bahkan orang tua sekalipun, bisa mengakses di manapun dan kapanpun,” tuturnya.
Daftar Isi
Menerapkan Protokol yang Ketat
Rahmadhani selaku Tim Kurikulum menjelaskan jika penerapan PTM Terbatas ini harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dari berangkat sampai nantinya pulang masing-masing sampai ke rumah.
Ramdhani menjelaskan, “Saat siswa datang di halaman, kita cek kehadiran, suhu badan, kemudian diarahkan oleh Tim Satgas Covid-19 sekolah untuk cuci tangan, kemudian diarahkan di kelas masing masing. Setibanya di kelas, siswa akan menempati kursi yang telah ditentukan. Karena, kursi yang tidak boleh ditempati, kami beri tulisan “tidak boleh ditempati.”
PTM Terbatas ini sangat didukung oleh Tim Kurikulum juga, karena saat murid datang ke sekolah akan diberikan masing-masing face shield yang baru dan juga goodie bag.
Untuk mekanisme kehadiran siswa kala PTM terbatas, Dani, sapaan akrab Rahmadhani yang juga guru Matematika mengatakan, bila siswa hadir sesuai dengan nomor urut absen.
“Absensi siswa SMP IT PAPB diawal PTM terbatas dibagi berdasarkan nomor ganjil dan genap. Kemudian, diganti berdasarkan nomor urut 1 sampai 15 dan 16-30, dengan tujuan siswa lebih dapat bersosialisasi dengan sesama sahabatnya,” imbuhnya.
Terkait prosedur kepulangan ketika PTM terbatas, Dani mengucapkan, telah dibagi dalam dua jam kepulangan dan tempat penjemputan yang berbeda.
“Terkait kepulangan, untuk kelas 7 lewat pintu gerbang belakang, padahal kelas 8 lewat gerbang depan pada pukul 10.15 Wib. Adapun kelas 9 pulang pada pukul 11.15 dengan pembagian kelas penjemputan ada yang dari pintu gerbang depan belakang. Tujuannya tidak lain untuk menghindari kerumunan sebab ini masih pandemi, serta mempertimbangkan bahwa siswa telah pulang,” pungkasnya.
Melengkapi Wifi Setiap Ruang
Diwawancarai secara terpisah, Waka Sarpras Desi Tri Setiana, M.Pd., mengatakan, SMP IT PAPB Semarang telah melengkapi setiap ruangan dengan fasilitas internet guna mensukseskan PTM terbatas seiring dengan penerapan blended learning.
“Tiap-tiap kelas, sudah kita pasang wifi. Total ada 13 wifi mulai dari dari kelas 7, 8, dan 9. Selain kelas, segala ruangan mulai dari Yayasan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, meeting, auditorium, BK, lab komputer, UKS, indoor, dan tata usaha, sudah kita lengkapi dengan wifi tersendiri,” jelasnya.
Selain memaksimalkan penggunaan internet, ketika PTM terbatas, masing-masing ruang kelas juga sudah dilengkapi dengan LCD dan tripod.
“Tripod untuk menyematkan HP ketika blended learning, dan LCD kita berikan setiap kelas, semata-mata untuk memperlancar KBM dan guru terbiasa dengan pengaplikasian teknologi pembelajaran,” jelasnya di akhir wawancara.