Nikmat Syukur Membingkai Qona’ah dalam Diri

Oleh: Eka Nur R. S. *
ALLAH-SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya makhluk. Nabi Muhammad SAW adalah sosok suri tauladan untuk kita semua sebagai hambaNya hingga akhir zaman, untuk menuntun kita menjadi pribadi yang berakhlakul karimah. Islam mengajarkan kita untuk selalu menjadi pribadi yang memiliki dan terbiasa menerapkan akhlakul mahmudah yaitu akhlak yang baik dalam setiap langkah. Syukur dan qona’ah merupakan akhlak mahmudah yang bisa kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang paling kecil.
Syukur merupakan ungkapan terima kasih kita sebagai hamba Allah SWT atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT dalam setiap detiknya, mulai dari nikmatnya menghirup oksigen secara gratis, kesehatan, kesempatan dan bahkan ujian dari Allah pun merupakan rezeki yang wajib disyukuri. Rasa syukur yang paling mudah bisa kita ungkapkan dengan mengucapkan kalimat tahmid: Alhamdulillahi robbil ‘alamin.
Rasa syukur bisa kita tingkatkan pula dengan meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT yang tidak hanya kita ungkapkan dengan kalimat tahmid. Rasa syukur pula bisa kita aplikasikan dengan menggunakan rezeki kita untuk sesuatu yang bernilai manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain atau mentasyarufkan rezeki kita ke jalan Allah SWT yang bisa kita artikan dengan “bijak dalam menggunakan rezeki”. Contohnya ketika kita memiliki rezeki baik lebih, cukup, bahkan kurang, kita bisa menginfakkan rezeki tersebut dengan tulus ikhlas hanya memohon ridhanya Allah SWT. Ketika kita memiliki kesehatan kita bisa menyumbangkan tenaga dan pikiran kita untuk membantu orang lain dalam kebaikan. Masih banyak sekali rezeki yang Allah berikan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki yang tidak bisa kita hitung banyaknya.
Hal yang paling dasar, seyogyanya kita mengucapkan kalimat Alhamdulillahi robbil ‘alamin sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT. Akan tetapi sering kali dalam hidup ini, kita lupa akan kewajiban kita karena urusan dunia untuk memperbaiki dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur atau terima kasih kita kepada Allah SWT. Berbagai macam ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua, kita jalani dan lalui sebagai bentuk sayangnya Allah kepada kita, agar kita senantiasa kembali mengingat-Nya untuk bertawakal atau berserah diri dan bersyukur atas segalanya. Terkadang kita lupa dan tak sempat bersyukur kepada Allah SWT karena urusan dunia. Sehingga terciptanya ketidakseimbangan hidup di dunia dan akhirat.
Pentingnya syukur dalam hidup ini perlu kita sadari dan biasakan mulai dari hal yang sangat kecil dalam setiap detik hidup kita, sehingga kita bisa merasakan nikmatnya syukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam hal ini, jika kita sudah terbiasa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tanpa terasa diri ini telah terbingkai cantik sifat qona’ah.
Qona’ah adalah sikap rela menerima apa adanya atas segala sesuatu yang telah diusahakan. Qona’ah juga bisa diartikan sebagai kepuasan atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tanpa merasa kurang dan selalu merasa cukup sehingga dalam hidup tercipta kedamaian hati dalam setiap langkah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Karena Allah SWT akan selalu menambah nikmat dan memberi solusi atas kesulitan hidup di dunia apabila kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah serta bersikap qona’ah dalam segala hal.
Dua sikap ini yaitu syukur dan qona’ah akan selalu berdampingan saling menguatkan dalam menghadapi ujian hidup. Sehingga hamba Allah yang memiliki pribadi seperti inilah yang akan bisa hidup damai hatinya di tengah keramaian dan godaan setan yang selalu siap untuk mengiring langkah manusia menuju kemungkaran dan kemaksiatan.
Oleh karena itu, marilah kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan memupuk rasa syukur dan qona’ah dalam diri, agar terbingkai cantik dan terbiasa dalam diri sesuai akidah Islam sebagai identitas seorang muslim. Dalam hati penulis berkata, “Ini semua hanya teori, mengalir sesuai isi hati. Hal yang paling berkesan adalah apabila teori ini menjadi karakter dalam diri”. Mari mengawali semua karena Allah, Allah lagi dan Allah terus untuk semua hal demi mengharap ridha-Nya. Termaktub dalam QS. Ibrahim:7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
*penulis adalah guru Alquran Hadits dan Akidah Akhlak SMP Islam Terpadu PAPB Semarang
Editor Bahasa: Mokhamad Malikul Alam
Ilustrator Gambar: Mokhamad Malikul Alam