Seni dalam Mengajar Seni
Oleh: Mahendra Bagus Permana, S.Pd. *
ARTIKEL-ini akan penulis awali dengan pertanyaan untuk para pembaca. Pertama, siapa orang yang tidak tahu tentang seni? Kedua, siapa orang yang tidak suka dengan seni? Pasti hampir semua orang menjawab tahu tentang seni dan semua juga menjawab tidak ada yang tidak suka dengan seni, entah itu seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan teater dan seni-seni yang lain.
Yaa… seperti yang sudah kita ketahui bersama, seni bisa dikatakan sudah menjadi kebutuhan primer bagi manusia, sama halnya dengan makanan dan kebutuhan yang lainnya. Hal ini dikarenakan fungsi dari seni itu sendiri. Bagi individu fungsi seni lebih sebagai alat untuk pemenuhan kebutuhan mereka. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keinginan untuk membahagiakan diri sendiri dan memenuhi kebutuhan diri sendiri. Selain itu manusia juga kerap mencurahkan emosi dan perasaannya melalui sebuah seni yang menggambarkan keadaanya, atau menggambarkan imajinasinya. Dari hasil mencurahkan imajinasi dan emosinya ini manusia akan menciptakan sebuah seni yang bisa berharga. Di lingkungan masyarakat dan sosial fungsi seni juga bermacam-macam, contohnya untuk media hiburan, media promosi, media kepercayaan, media kesehatan yang berdasarkan penelitian.
Di zaman yang serba modern ini, banyak sekali seniman yang menciptakan seni guna membuat diri kita merasa nyaman bahkan lebih tenang ketika melihat, mendengar, atau merabanya. Contohnya saja, seni musik dapat menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis dari sebuah trauma kejadian, dan juga seni untuk media pendidikan.
Di tulisan kali ini, penulis akan lebih fokus membahas seni untuk bidang pendidikan yang sesuai juga dengan profesi penulis sebagai Guru / Pengajar Seni. Penulis akan sedikit bercerita tentang bagaimana awalnya penulis bisa menjadi Guru Seni. Pada awalnya saya tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang guru. Ketika kuliah di perguruan tinggi, di salah satu Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas di Semarang, pada saat itu saya hanya berpikir ingin belajar dan mendalami hal yang saya suka yaitu Musik.
Dalam perjalanan ketika menjalani masa kuliah saya juga merasakan bagaimana rasanya menjadi pengajar dan tentor musik. Saya merasakan rasa kesenangan dan kepuasan yang berbeda ketika saya bermain musik dan berbagi ilmu tentang musik dengan orang lain terutama anak-anak yang baru pertama kali mengenal apa itu seni dan apa itu musik. Ketika bermain musik saya hanya merasakan kepuasan untuk diri saya sendiri, tetapi ketika saya mengajar saya merasa senang dan puas karena saya dapat berbagi ilmu yang saya punya, saya merasa senang karena saya berguna untuk orang lain. Nah, mulai dari situlah saya berpikir betapa menyenangkannya menjadi seorang guru, terlebih ketika kita dapat berbagi ilmu sesuai dengan hobi kita sendiri. Ditambah lagi, guru adalah pekerjaan yang mulia dan insyaallah akan banyak ganjaran kebaikannya di akhirat. Amin.
Menjadi guru/pendidik bukan hanya dibutuhkan orang yang pintar dalam menguasai suatu bidang, tetapi juga harus cerdas dalam menyikapi perkembangan zaman, dan harus memiliki trik atau treatment bagaimana caranya supaya murid yang kita ajar akan menjadi senang dan tertarik dengan materi yang kita ajarkan. Mengajar seni memang diperlukannya sebuah seni, bagaimana caranya membuat anak-anak menjadi tertarik dengan kesenian. Pada dasarnya anak zaman sekarang sudah banyak yang “melek” tentang musik. Tinggal saya sebagai guru memberi materi tambahan dengan cara yang menarik untuk mereka. Salah satu contohnya mengajar seni akan lebih efektif ketika kita juga bisa langsung mempraktikan dan memberikan contoh secara riil daripada hanya sekedar teori-teori.
Lebih efektif lagi, ketika kita bisa ikut masuk ke dunia mereka, bisa sharing sebagai teman, bisa tahu perkembangan zaman apa yang sedang mereka gemari terutama yang berhubungan dengan seni. Dengan begitu mereka akan semakin enjoy dalam belajar tentang seni. PR terbesar saya adalah bagaimana mengajarkan kesenian-kesenian daerah/tradisional yang jarang diketahui oleh murid dan tidak menarik menurut mereka. Salah satu cara untuk mengenalkan kesenian tradisional adalah memadukan kesenian tradisional tersebut dengan musik modern masa kini. Bahwa musik tradisional pun bisa digunakan dan akan lebih bagus dan indah ketika digunakan dan dikolaborasikan dengan musik masa kini. Seni memang selalu berhubungan dengan keindahan bukan?
Penutup dari penulis adalah sesuai dengan jargon penulis yaitu “Hiduplah di dalam seni, Maka seni akan menghidupimu”. Pesan untuk para pembaca tekunilah apa yang kalian suka, bagilah ilmu yang kita punya, bekerjalah dengan ikhlas, dan nikmatilah hasilnya.
*Penulis adalah Guru Seni Budaya Keterampilan (SBK) SMP Islam Terpadu PAPB Semarang
Editor Bahasa: Tri Wahyuni
Ilustrasi Gambar: Mokhamad Malikul Alam
Tag:guru, guru seni, SMP IT PAPB