SMP IT PAPB Semarang Juara 1 Sekolah Sehat Kota Semarang
smpislampapb.sch.id – SMP Islam Terpadu PAPB Semarang yang bertempat tinggal di Jl. Panda barat Nomor 44, Palebon, Pedurungan, Semarang pada Tahun 2021 ini dinobatkan menjadi Kampiun 1 Perlombaan Sekolah Sehat (LSS). Keputusan itu sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kadisdik Kota Semarang Nomor: B/14018/421.7/xI/2021.
Drs. H. Ramelan, SH., M.H., selaku kepala sekolah menyampaikan haru sedalam-dalamnya atas juara ini dan tak lupa rasa terima kasih kepada stakeholder sekolah.
“Secara pribadi, saya terharu dengan capaian ini. Ini adalah hasil bersama seluruh komponen, baik guru, siswa, orang tua, serta dukungan dari Puskesmas, Kelurahan hingga Kecamatan,” ungkapannya.
Sebenarnya juara LSS hanyalah sebagai bonus. Bagi Ramelan, bagaimana cara untuk membiasakan hidup sehat dan tertib sehari-hari adalah hal yang paling penting
“Kebiasaan hidup sehat, tertib, sudah kita jadikan kebiasaan keseharian warga sekolah. Membuang, dan memilah sampah pada tempatnya sudah kita kondisikan dengan penyediaan tempat sampah tersendiri. Sarana cuci tangan setiap kelas yang dilengkapi dengan poster Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang benar, kamar mandi yang bersih. UKS sebagai sarana edukasi hingga pelayanan kesehatan, kita adakan khusus dengan dokter jaga agar kesehatan warga sekolah terwujud lahir dan batin,” jelasnya.
Pengoptimalan Penggunaan UKS
Senada, Ketua Tim Perlombaan LSS SMP IT PAPB, Ery Handayani, S.Pd., mengatakan jika kejuaraan sekolah sehat yang diperoleh, tidak lepas dari optimalisasi penggunaan UKS dalam hal pendidikan, pelayanan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat dari Trias UKS-nya.
“Eksistensi UKS SMP IT PAPB, sudah banyak kami gunakan untuk kegiatan melalui Trias UKS. Mulai dari kegiatan pendidikan, pelayanan hingga pembinaan, yang semuanya dicontoh oleh siswa kelas 7, 8 dan 9,” katanya.
Ery, yang juga Guru Bahasa Inggris memaparkan, eksistensi UKS SMP IT PAPB betul-betul digunakan untuk mengedukasi segala siswa termasuk kepada Kader Kesehatan Remaja (KKR).
“Jadi, dengan adanya UKS ini berharap bisa memberi materi seputar ke-UKS-an, narkoba, reproduksi, P3K dengan sistem blended learning. Di mana siswa yang tatap muka mencontoh segera, dan yang di rumah secara daring dengan narasumber dari Puskesmas Tlogosari Wetan. Itu karena, UKS sekolah kami di bawah binaannya. Jadi, UKS kami secara kemanfaatannya nyata untuk edukasi kesehatan warga sekolah,” tuturnya.
Masih terkait dengan fasilitas, penanggung jawab UKS, Dra. Prihani Hastuti, menyuarakan secara lengkap sekolah sudah mempunyai ruang UKS sendiri yang sudah memiliki fasilitas sesuai standard, ber-AC, mempunyai fasilitas pemeriksaan, hingga dokter jaga setiap saat selamat pembelajaran di sekolah.
“Secara rinci, SMP IT PAPB sudah mempunyai ruang UKS ber-AC, kasur untuk pemeriksaan pasien, alat ukur tinggi dan berat badan, tabung oksigen, tandu, bangku roda, tensimeter, thermometer, serta stetoskop untuk dokter jaga saat memeriksa semua warga sekolah dan umum yang ingin berobat,” paparnya.
Sebelum adanya pandemi pun siswa-siswi dan siappaun warga sekolah yang mengalami gangguan kesehatan dapat datang ke UKS dan bisa diberi pertolongan pertama.
“Prosedurnya, KKR kelas mengantarkan siswa-siswi yang sakit ke UKS. Sesudah itu perhatikan, dan kalau kemudian dibutuhkan penanganan yang lebih lanjut akan dirujuk kepada dokter jaga yang ada di UKS,” ucapnya.
Namun, di masa pandemi sekarang dan dengan adanya PTM terbatas, Hani sapaan akrab Prihani Hastuti menambah, lebih kepada membantu mensukseskan program vaksinasi.
Hani juga menambahkan jika murid kelas 7, 8, dan 9 sudah melakukan vaksinasi tahap satu dan dua. Ini karena adanya Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang serta Puskesmas Tlogosari Wetan. Sedangkan untuk guru dan juga karyawan sudah melakukan vaksinasi secara lengkap sejak Maret 2021 lalu.
Terkait dengan pembinaan dan penciptaan lingkungan sekolah yang sehat, hani menambahkan bukan hanya tentang monitoring kebersihan sekolah saja. Namun ada juga yang dilakukan seperti pemilahan sampah baik organik, non organik, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) hingga komposting.
“Kami monitor terus kebersihan sekolah. Kemudian juga memilah sampah organik, non organik, hingga B3. Khusus terkait composting, kami daur ulang sampah dedaunan untuk dijadikan pupuk tanaman toga, dan greenhouse yang kami miliki,” pungkasnya di akhir wawancara.