Urgensi Pengalaman Belajar

TULISAN-ini terinspirasi dari sebuah pengalaman penulis mengajar siswa kelas VIII, yakni tentang materi recount text. Sebelum masuk pada kegiatan inti, penulis mencoba mengarahkan siswa pada materi yang akan mereka pelajari. Pertanyaan pertama, yaitu pertanyaan ringan mengenai pengalaman menyenangkan dalam hidup mereka. Jawaban mereka seputar mengunjungi obyek wisata dan mendapatkan hadiah dari orang terkasih.
Entah mengapa setelah pelajaran itu berakhir, penulis bertanya mengapa mereka tidak menyatakan bahwa ’belajar adalah bagian dari pengalaman yang menyenangkan bagi mereka’! Padahal, penulis sangat ingin tahu dan mencoba menerka penyebabnya. Atau jangan-jangan, mereka belum menyadari bahwa proses belajar yang mereka alami merupakan bagian dari pengalaman yang mungkin hari ini tidak disadari hari ini, tetapi kelak ketika mereka menemukan hal yang sama barulah akan mengingat bahwa apa yang pernah mereka pelajari selama sekolah itu penting.
Sejak saat itu, penulis coba mengumpulkan informasi apa definisi dari pengalaman. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993) pengalaman diartikan: (n) yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya). Jadinya, berbagai pengalaman ternyata bisa saja terjadi pada diri setiap orang, baik pengalaman lucu, mengharukan, menyedihkan, menggembirakan, maupun membanggakan.
Apabila kita memahami definisi pengalaman, bukankah belajar di sekolah juga merupakan aktifitas yang pernah dialami? Hal ini juga selaras dengan pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning (1977) yang mengemukakan, bahwa ”Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan”.
Dengan demikian, pengalaman belajar di sekolah tidak hanya berkaitan dengan proses transfer ilmu pengetahuan -dalam hal ini materi ajar saja- tetapi juga penerapan teori dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yaitu, materi menyatakan kesantunan (showing politeness). Mengatakan “please” tolong/permisi dalam bahasa Indonesia adalah kata yang sering digunakan dan dibutuhkan dalam percakapan sehari-hari.
Harapannya, dengan kata tersebut siswa tidak hanya belajar ungkapannya saja, tetapi juga mempraktikkannya dengan lingkungan terdekat. Seperti, dengan sesama teman, guru dan karyawan. Sehingga, siswa memiliki pengalaman aktifitas menunjukan kesantunan. Alhasil, apabila hal tersebut dibutuhkan dalam interaksi dengan masyarakat, siswa memiliki pengalaman bagaimana menunjukkan kesantunan dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Dari ulasan mengenai definisi pengalaman dan belajar, penulis simpulkan bahwa pengalaman belajar bagi seorang siswa sangatlah penting. Karena, selain menerima ilmu pengetahuan, siswa juga berlatih menerapkan ilmu yang mereka peroleh hingga kemudian bisa bermanfaat bagi mereka kelak ketika berada di lingkungan terdekat maupun skala besar yaitu Internasional. Semoga! (usman/ed-16)